Pinggir Musi -antara dusun sekayu dan sukarami

Air Terjun Temam-Negeri Lubuk Linggau; Palembang

Air Terjun Temam-Photo 2013-Fujifilm Pocket camera

Jembatan "yang benar-benar menggantung alias goyang"; Temam

Temam

Temam-2013

Ini adalah pemandangan Danau Ulak Lia -2013

Terletak di Pinggir Dusun Sekayu; Marga Mantri Melayu; Negeri Musi Banyuasin

Belum ada fasilitas sama sekali disini; cuma tempat orang mencari ikan dan menggembalakan sapi

Posisi dapat dilihat di google maps dengan nama Lia Lake Ulak

photo menggunakan fujifilm pocket camera

Sekapur sirih

Semenjak masa sekolah dahulu, seringkali saya mendengar kata Sriwijaya atau Srivijaya, sebuah kerajaan budha kuno yang berbasis di Asia Tenggara. Tetapi Saya sama sekali tidak mengenal siapa sebenarnya Orang-orang Srivijaya itu? Apa yang telah dibuat dan diwariskan olehnya kini? dan berapa besar sebenarnya kerajaan tersebut? disini sebagai permulaan, saya mencoba memaparkan riwayat singkat Srivijaya berdasarkan ingatan saya saja (dari apa-apa yang pernah saya baca dan pelajari dan saya yakini kebenarannya). Kerajaan Srivijaya hidup mulai dari abad ke 7 masehi (kira-kira tidak lama setelah masa Nabi Muhammad, SAW) hingga abad ke 12 Masehi (kira-kira zaman perang salib). Sebuah masa yang cukup panjang yakni selama 5 abad. Di masa kejayaannya, Srivijaya yang juga dikenal sebagai kerajaan maritim merupakan pusat agama budha (terkenal dengan 1000 budha di puncak mahameru),  pusat perdagangan dan dengan memiliki laskar ataupun balatentara yang cukup untuk menyebarkan pengaruh di kawasan asia tenggara dengan konsep anak-anak kerajaan atau yang dikenal dengan Mandala. Srivijaya meninggalkan sedikit sekali "bekas atau catatan" sehingga pusat kerajaannyapun tidak bisa dipastikan secara jelas dimana. Tetapi ada monumen besar peninggalan Srivijaya yang masih terpelihara kini, monumen keagamaan yaitu Candi Borobudur. Candi Megah tersebut diidentifikasi memiliki "karakter Srivijya" yang dibangun melalui tangan Dinasti yang berkuasa di pulau jawa yakni dinasti Syailendra. Pada ahirnya memang orang-orang Srivijaya ini harus terusir dari jawa setelah kalah bertempur dengan "pemberontak" dan puncaknya dinasti tersebut harus mundur ke Sumatra setelah kalah dari kerajaan Pajajaran/Pasundan (ini dapat dilihat dari berdirinya candi Prambanan sebagai simbol kemenangan pasukan Pasundan ini. Mengenai Candi Borobudur, Saya juga tidak tahu mengapa harus didirikan di Pulau Jawa?? mengapa tidak di Sumatra? wallah hu alam bissawab. Monumen besar seperti Borobudur (Masjidnya orang Budha) bisa bertahan begitu lama tentu karena memiliki bahan dasar Batu. dan mengapa Sriwijaya tidak mendirikan Istana Kerajaan juga dari Batu? sehingga dengan demikian bekasnya bisa dilihat generasi penerusnya kini? sebagaimana banyak kerajaan Eropa yang meninggalkan monumen istana ataupun benteng dari batu. Entahlah Saya juga tidak tahu. Mungkin Iklim  tropis pada saat itu tidak memungkinkan manusia untuk hidup didalam istana batu (Istana kayu mungkin lebih nyaman). tetapi akibatnya tentu tidak ada bekas-bekas Istana Srivijaya ditemukan hingga kini. Singkat cerita setelah kerajaan Srivijaya hancur setelah kalah perang dengan Kerajaan Colacola (bukan kokakola....) dari India dengan pimpinan Rajaraja (mungkin 2 kali dilantik...) dan juga kalah dari penyerbu dari kerajaan jawa, ahirnya orang-orang Srivijaya ini bubar. Para Bangsawan, Panglima ataupun Ahli-ahli agama banyak menyebar ke arah utara dan yang tersisa di pusat kerajaan adalah para prajurit dan rakyat jelata.dan salah satu putra pewaris Srivijaya bernama  Parameswara mendirikan Kerajaan Malaka di Semenanjung.  Setelah kerajaan Srivijaya hilang, muncullah kembali Kerajaan Palembang pada abad ke 15. dan di abad itu juga  terjadi konversi agama menjadi Islam di Sumatra. Orang-orang keturunan srivijaya yang telah menjadi Islam inilah yang kita kenal sekarang dengan sebutan Bangsa Melayu. Menurut pemikiran saya, sisa-sisa prajurit ataupun rakyat srivijaya yang tinggal/ditinggalkan di pusat kerajaan srivijaya ahirnya menyebar melalui sungai Musi ke hulu. Karena sungai Musi Memiliki 9 anak sungai besar (Batanghari 9; Batanghari artinya anak sungai) ahirnya yang mendiami pesisir Sungai ogan disebut Orang Ogan, Enim disebut Orang Enim demikian pula dengan Rawas, Lematang dan seterusnya. Semuanya memiliki akar budaya melayu baik Bahasa, adat istiadat dll (kecuali Suku Komering dengan bahasa yang agak berbeda, mirip dengan orang-orang lampung; mungkin akarnya dari Kerajaan Tulang Bawang) atau bagaimanakah kaitannya kerajaan Tulang Bawang ini dengan Srivijaya ini? saya juga belum tahu. Sekian dulu cerita saya karena saya sudah letih.